Menggunakan Bronjong, Kawat Penahan Longsor
Jika
anda ingin membangun rumah atau bangunan yang kokoh, tetapi ternyata area
pembangunan yang anda miliki adalah area yang rawan longsor, anda bisa
mensiasatinya. Hal ini perlu dipersiapkan dan disiasati sejak awal karena jika
tidak, maka akan membahayakan bangunan yang sudah dibangun dengan maksimal, dan
tentunya juga membahayakan orang yang berlindung atau tinggal didalamnya. Maka
dari itu, diperlukan satu inovasi seperti penahan tebing. Penahan tebing menggunakan
bronjong banyak digunakan pada tebing-tebing tanah untuk menahan tanah agar
tidak longsor, juga tebing sungai pada pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai
atau untuk mengatasi gerusan air sungai yang deras.
Kawat Bronjong adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat
baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah
erosi, yang dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses
penganyamannya mengunakan mesin. Sifat
tampak bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan
ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta harus simetri. Lilitan harus erat tidak
terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman harus dililit
minimum tiga kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala jurusan. Kawat
Bronjong biasa digunakan untuk pencegahan erosi dari tanggul sungai, pelindung
keluaran gorong- gorong, pelindung tiang jembatan dari gerusan akibat arus/
aliran air, pelindung garis pantai akibat gelombang, pemecah gelombang/
breakwater, pelindung tanah longsor dengan konstruksi dinding penahan tanah
dari batu, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, karena kegunaannya sangat
besar, maka diperlukan sepesifikasi konstruksi yang pas dan tepat.
Bronjong harus terbuat dari bahan
baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum untuk kawat anyaman harus
0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0, 275 kg/ m2, untuk kawat
pengikat harus 0, 24 kg/ m2, yang memenuhi BS 1052/ 80 dan BS 443/ 82.
Sementara itu, kawat juga harus dianyam agar kekuatannya saling tertopang.
Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan
dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm ( toleransi ± 10% ) , dengan kuat
tarik anyaman sebesar 42 – 50 kN/ m. Keliling tepi dari anyaman kawat harus
diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada
kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
Bronjong
penahan longsor biasanya banyak digunakan di area pinggir sungai yang sering
sekali tergerus oleh aliran air sungai yang kadang deras ketika hujan lebat. Penggunaan
kawat bronjong anyam ini juga bisa diaplikasikan untuk memperkuat tanah yang
mudah bergeser, stabilitas leresm perlindungan terhadap gerusan, dan lainnya.
Jika anda membutuhkannya untuk keperluan pribadi yang menyangkut rumah yang
akan anda bangun, anda bisa menggunakan sebagai tambahan kostruksi pada
pengecoran agar tanah tidak bergeser. Belum banyak orang yang menggunakannya.
Padahal, kegunaaan dari kawat bronjong ini sudah sangat terlihat jelas, karena
sudah akan mengantisipasi hal-hal buruk yang kemungkinan akan terjadi di masa
yang akan datang.
banjarnegara,banyumas,batang,blora,boyolali,brebes,cilacap,demak,gerobogan,jepara,karanganyar,kebumen,kendal,klaten,kudus ,purwodadi,rembang,tuban,magelang,pati,pekalongan,pemalang,purbalingga,purworejo,rembang,semarang,sragen,sukoharjo,tegal ,temanggung,wonogiri,wonosobo,magelang,pekalongan,salatiga,surakarta,tegal,sleman,wates,gunung kidul,purworejo,bantul
banjarnegara,banyumas,batang,blora,boyolali,brebes,cilacap,demak,gerobogan,jepara,karanganyar,kebumen,kendal,klaten,kudus ,purwodadi,rembang,tuban,magelang,pati,pekalongan,pemalang,purbalingga,purworejo,rembang,semarang,sragen,sukoharjo,tegal ,temanggung,wonogiri,wonosobo,magelang,pekalongan,salatiga,surakarta,tegal,sleman,wates,gunung kidul,purworejo,bantul
0 komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.